JAKARTA – Sebagai orang tua, butuh waktu untuk belajar bagaimana cara menjadi orang tua yang baik, mendidik supaya anak nurut pada orang tua, serta bagaimana berkomunikasi yang baik dengan anak.
Orang tua tidak perlu berkecil hati saat anak tidak menuruti nasehat. Sebab, ada banyak cara menasehati anak yang efektif tanpa membentaknya.
Pada prinsipnya, karakter seorang anak berbeda-beda. Ada yang nurut tanpa harus dipukul atau dimarahi, justru hal tersebut akan menambah anak semakin bandel dan tak nurut sama Anda.
Cobalah nasehati anak Anda yang bandel dengan penuh kasih sayang dan kelembutan. Karena mungkin saja anak yang bandel dan tak nurut itu disebabkan kurangnya perhatian Anda terhadapnya.
Kepada Tungkumenyala.com dilaporkan berikut ini adalah cara menasehati anak agar nurut kepada Anda, sebagaimana dirangkum mantrasukabumi.com dari berbagai sumber, yaitu:
1. Tatapan Mata dan Sentuhan
Adanya kontak fisik dan tatapan mata terbukti menjadi salah satu siasat untuk menjalin ikatan batin.
Jika tidak mau menurut, dekatilah mereka dan sentuh pundaknya. Usahakan posisi mata Anda sejajar dengan mereka. Posisi tersebut akan membuat anak-anak merasa lebih dihargai dan diperhatikan.
2. Bersikap Tegas
Jika sikap anak Anda dirasa sudah melewati batas-batas yang sulit untuk ditoleransi, sebaiknya Anda mulai bersikap tegas.
Sikap tersebut bukan berarti dilakukan dengan kekerasan atau memarahinya terus menerus.
Anda bisa memberikannya nasihat yang bersifat motivasi sebagai salah satu cara untuk membuatnya lebih memahami antara sikap yang baik dan buruk.
3. Gunakan Kalimat Sederhana
Anak-anak yang tidak mau menurut cenderung susah untuk diajak mendengarkan nasehat yang Anda ucapkan.
Karena itu, untuk membuatnya lebih memahami apa yang Anda inginkan, sebaiknya gunakan kalimat yang sederhana.
Memberikan nasihat yang panjang dan bertele-tela hanya akan dianggap angin lalu oleh mereka dan tidak menutup kemungkinan mereka akan mengulangi kesalahannya kembali.
4. Hindari Kata “Jangan”
Menggunakan kata tersebut justru membuat anak-anak menjadi susah menuruti kata-kata dari orangtuanya.
Anda bisa mengubahnya menggunakan kalimat perintah yang halus seperti, “bangun yang pagi ya supaya tidak telat ke sekolah”.
5. Ulangi Arahan yang Baik
Membuat anak menjadi lebih penurut tentu tidak dapat Anda dapatkan dengan cara yang instan. Semua membutuhkan proses terutama jika anak-anak sudah terbiasa memiliki sikap yang membagkang sejak kecil.
Oleh sebab itu, cara terbaik untuk menasehatinya adalah dengan mengulangi segala perintah dan arahan yang baik padanya. Jika mereka lupa dengan perjanjian yang telah dibuat, ingatkanlah hingga mereka bisa menjadi lebih menurut.
6. Menjadi Pendengar yang Baik
Menghadapi sikap anak yang tidak mau menurut sebaiknya tidak dengan menceramahinya terus menerus. Jadilah seorang pendengar yang baik untuk memahami apa yang mereka mau.
Jika emosi dibalas dengan emosi, maka permasalahan tidak akan cepat selesai dan Anda semakin susah untuk mengajak anak-anak menjadi pribadi yang penurut. Setelah mendengarkan, barulah Anda bisa menanggapi apa yang mereka katakan.
7. Berbicara dengan Sopan
Membentuk pribadi yang baik pada seorang anak tentu juga harus diawali oleh sikap baik dari para orangtua. Apabila Anda hendak menasehati anak, sebaiknya menggunakan kalimat yang sopan.
Kata-kata paling mudah adalah menggunakan “Minta tolong” setiap kali Anda meminta bantuan sesuatu pada anak-anak.
Kebiasan positif ini sebaiknya Anda mulai sedini mungkin, untuk membuat anak-anak menjadi lebih mudah mendengarkan nasehat orang tua.
Selain itu, sikap orangtua yang kurang baik, akan mudah ditiru oleh anak-anak karena daya ingatnya yang masih tajam.
8. Memanggil Nama
Mempunyai buah hati dengan karakter yang bandel mungkin akan membuat orangtua mudah terpancing emosi. Namun, hal tersebut tidaklah tepat jika Anda lakukan.
Ketika hendak memerintah sesuatu pada anak, sebaiknya Anda awali dengan memanggil namanya. Sikap tersebut akan membuat anak-anak merasa lebih dihargai. Utamakan melakukan hal tersebut ketika mereka sedang asik bermain.
Jika mereka merespon, baru Anda bisa mengatakan apa maksud tujuan memanggil mereka. Tidak perlu berteriak-teriak untuk memerintahnya karena anak justru tidak akan mau memperhatikan Anda. (Sargini)