JAKARTA- Dunia tampaknya dibuat putus asa dengan Covid-19 pasalnya selama 2 tahun ini, virus ini mustahil untuk dimusnahkan.
Bahkan pemberian vaksin pun tak serta-merta memberikan dampak yang signifikan.
Karena dari beberapa kasus, orang yang divaksinasi masih bisa tertular atau menyebarkan virus corona.
Bahkan saking peliknya masalah ini, ada beberapa negara yang nekat hidup berdampingan dengan Covid-19.
Seperti misalnya Singapura, negeri singa tersebut juga memilih untuk hidup bersama dengan Covid-19 dengan menganggapnya sebagai penyakit musiman.
Tak hanya Singapura, Inggris pun demikian, Perdana Menteri Boris Johnson menganggap Covid-19 suatu saat akan menjadi penyakit endemik.
Jadi mau tidak mau harus memulai hidup berdampingan dengan Covid-19.
Bahkan opsi hidup berdampingan dengan Covid-19 pun juga dipertimbangkan oleh Indonesia.
Kepada Tungkumenyala.com dilaporkan, menurut beberapa sumber, Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito menegaskan negara lain dan WHO tengah menyiapkan panduan untuk hidup dengan Covid-19.
Dia mengatakan, sesuai arahan presiden bahwa saat ini tengah bersiap dengan situasi, hidup bersama Covid-19 dalam waktu tak sebentar.
“Tak hanya RI hadapi ini, negara lain dan Word Bank serta WHO, menyiapkan panduan sisi kesehatan dan ekonomi,” katanya, di Jakarta Selasa (10/8).
“Pemerintah akan memantau kondisi demi mengambil kebijakan tepat, baik kesehatan dan pemulihan ekonomi,” ujar Wiku.
Menurutnya, upaya terbaik adakan menjalani dinamika yang ada.
Selain memaksimalkan upaya pengendalian untuk melakukan proteksi secara maksimal.
Kepada Bergelora.com dilaporkan, saat ini Covid-19 telah menginfeksi 204,3 juta orang menurut Worldmeter, tercatat kesembuhan mencapai 183,4 juta.
Tambahan kesembuhan juga bertambah mencapai 4,3 juta.
Amerika masih menjadi negara yang memiliki angka positif tertinggi 36,7 juta, dan kemudian India dengan 31,9 lalu Brasil dengan 20,1 juta.
Sementara Indonesia berada di urutan ke-14 dengan kasus yang turun 11.453 menjadi 437.055 orang.
Sementara kasus aktif di Indonesia dengan rincian sebagai berikut.
Ada 241.152 spesimen dan 273.055 suspek perharinya, dengan 32.081 orang secara total per Selasa (10/8), dengan total mencapai 3.718.821 orang positif Covid-19.
Tekan Angka Kematian
Sebelumnya, mantan Menkes RI, Siti Fadilah Supari sudah berkali-kali menyampaikan agar Indonesia bisa hidup bersama Covid-19.
“Semua kegiatan sosial-konomi harus berjalan. Yang penting patuhi prokes 5M sesuai petunjuk Kementerian Kesehatan,” tegasnya.
Menurutnya, pemerintah perlu segera merubah strategi yaitu fokus menekan angka kematian atau Case Fatality Rate (CFR) menjadi nol. Hal ini disampaikan Mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari dalam kanal Youtube Pusat Mediasi UGM oleh Fakultas Kedokteran UGM, Yogyakarta yang diunggah, Senin, (9/8),
“Paribasane boleh sakit tapi jangan (sampai-red) meninggal. Artinya pemerintah perlu segera mengejar penanganan di rumah sakit, obat apa yang paling ampuh, itu yang dipakai. Saat ini ivermectine paling ampuh, segera bagi ke rumah sakit dan ke puskesmas dan keluarga-keluarga isoman. Gratis. Sehingga semua sumberdaya menurutnya efektif menekan angka kematian dengan pengobatan,” ujarnya. (Sargini)