JAKARTA- Dimana ada kemauan, pasti ada jalan. Hal ini saya buktikan ditengah kesulitan ekonomi akibat wabah Corona melanda. Saya menjalani bisnis online berupa sembako, dan makanan /lauk pauk secara online, untuk bisa mengatasi kesulitan akibat kehilangan pekerjaan sebagai PRT (Pekerja Rumah Tangga).
Pelanggan bisa memesan pesan sayur masakan rumahan, Asia dan Eropa seperti spaghetti, lasagna dan salad. Dari rumah tempat tinggal di Pasar Baru, Jakarta Pusat saya siap menyediakan pesanan konsumen. Pesanan kami antar lewat gosend dengan harga terjangkau.
Untuk modal awal buat masakan asia, seperti 1porsi ayam goreng, sayur sup, sambal dan tempe goreng, saya bermodal Rp200.000. Untungnya bisa Rp 70.000. Saya hanya melayani area terdekat, paling jauh antara Cipete Selatan dan Kebayoran Lama. Bagi teman-teman dan siapa saja bisa memesan lewat Whatsapp atau inbox ke 0815-1075880.
Pembelipun ada saja tiap hari. Paling laris balado teri asin dan ayam goreng serundeng. Saya jual per porsi teri balado Rp 30.000. Ayam goreng serundeng perpotong Rp8.000, spaghetti per porsi Rp 15.000 dan lagsana Rp30.000.

Masakan pesanan Online. (Ist)
Saya hanya menyediakan masakan atau sembako sesuai pesanan saja. Karena saya tidak berani mengambil resiko kalau tidak habis. Apalagi situasi dan konsisi seperti ini, sangat tidak mudah untuk berjualan ataupun mencari pekerjaan.
Suami saya sudah lama menganggur. Dulu ia bekerja sebagai supir pribadi. Karena bosnya bangkrut, akhirnya di PHK tanpa pesangon sepersenpun. Kami beruntung tidak punya tanggungan seperti membiayai anak sekolah. Karena anak-anak kami sudah bekerja. Jadi kami hanya membiayai hidup kami berdua dan juga orang tua saya di kampung.
Sebelum wabah Corona ini melanda, hidup kami masih berkecukupan. Karena saya bekerja sebagai PRT, full time dengan gaji UMR dan masih ada lemburan. Tetapi setelah ada Corona, sayapun di PHK. Walaupun hak-hak saya di penuhi, namun kehidupan terus berjalan dan biaya hidup semakin mahal.
Saya harus berhemat agar bisa berinvestasi untuk hari tua saya. Saya membeli sawah di kampung, dan sisa uangnya saya pakai buat kebutuhan sehari-hari kami, saya pakai buat modal dagang, dan lain lain.

Masakan pesanan Online. (Ist)
Saya membutuhkan obat setiap harinya, karena saya punya penyakit daabetes, hipertensi dan juga mata saya bermasalah. Untuk itu saya perlu ada pemasukan tambahan uang, untuk mencukupi kebutuhan sehari hari. Saat ini sayapun sudah dapat pekerjaan baru, walaupun cuma part-time,– satu minggu hanya 3 kali dengan gaji Rp2 Juta per bulan.
Kakau dihitung-hitung sangat tidak mencukupi. Ongkos dari rumah sekali jalan pulang- pergi Rp 40.000,– itupun sudah dibantu pakai kartu Trans Jakarta. Dikali 12 hari sudah berapa? Namun kami bersyukur, berdoa dan terus berusaha. Tak perduli dengan PSBB atau lockdown, yang penting bekerja dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Mengharapkan bantuan dari pemerintah berupa bantuan sosial, hanya akan bikin kecewa dan sakit hati karena pembagian yang tidak merata. Untuk itu saya berani mengambil resiko dengan berjualan online. Kadang ada juga kawan yang minta perawatan wajah dan body meassage. Kebetulan selain saya bisa masak, saya juga bisa treatment wajah dan pijit. Kalau dipikirkan bisa stres menghadapi situasi dan kondisi seperti ini. Ambil hikmahnya dan tetap jaga jarak, pakai masker, pelindung diri. Keluar rumah seperlunya dan hindari kerumunan banyak orang.
Saat ini, seisi duniapun sedang berharap agar pandemi Corona segera berakhir. Karena tidak gampang dan tidak mudah untuk menjalani roda kehidupan di tengah wabah penyakit menular melanda,– termasuk Indonesia. Selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), roda perekonomian mulai anjlok,– dari lapisan masyarakat kelas paling bawah sampai kalangan atas semua merasakannya. Lebih-lebih kalangan menengah ke bawah, termasuk kami pekerja rumah tangga (PRT).
Sejak adanya virus corona ini banyak sekali PRT yang di PHK tanpa pesangon. Ada yang dirumahkan tidak jelas tanpa di gaji. Semua sudah terjadi dan mau harus dijalani, karena itu permintaan sang majikan. Tidak adil dan tidak bijaksana memang,– namun harus diterima dengan lapang dada. Mungkin rejekinya sampai di situ saja.
Dengan usaha baru ini, harapan kami,– apabila wabah ini sudah berhenti, kami punya modal cukup untuk berjualan dan berhenti kerja. Bekerja tiap bulan dengan gaji yang sama, berbeda kalau kita berjualan,– kita mengatur waktu sendiri, dan punya uang kebih. Sekarang saatnya kita menyiapkan masa depan lebih baik! (Puji Utami)